29.12.14

Keliling Taman Kota Bandung

Liburan, tanpa diimbangi dengan jadwal cuti suami memang mustahil untuk pergi jauh-jauh. Beda dengan liburan tahun lalu, liburan akhir tahun (tengah semester) kali ini hanya dihabiskan di dalam kota Bandung dan juga di dalam rumah -tentu saja- untuk belajar menu masakan baru. Dan tentunya menjalani pekerjaan rumah tangga yang seringkali mustahil dilakukan di hari-hari kerja.

Sepupu-sepupu dari Jogja, kali ini datang berkunjung sebentar. Hanya 3 hari dan meminta rekomendasi tempat jalan-jalan di Bandung dalam waktu singkat, hemat, dan oke untuk berfoto. Pilihannya jatuh pada wisata taman kota di Bandung. Ya, taman-taman kota di Bandung sedang mengalami perombakan yang sangat besar-besaran. Bertujuan menyediakan lahan hijau terbuka untuk warga Bandung berkumpul dengan teman dan keluarganya di saat senggang. Diharapkan nantinya warga Bandung tidak lagi menjadikan mall sebagai satu-satunya pilihan menghabiskan masa santainya di dalam kota.

Sepupuku sempat bertanya, "Taman Jomblo itu ada apanya?" dan kami pun mengunjungi Taman Pasupati a.k.a Taman Jomblo yang ternyata hari itu sangat teramat penuh ABG lengkap dengan gayanya. Sepupuku pun berkomentar, "Mbak paling tua di sini." Aku setuju. Aku tampak sangat dewasa di lautan ABG hari itu. Memang, Taman Jomblo tidak terlalu banyak menawarkan sesuatu. Hanya akses wi-fi gratis (yang juga tersedia di setiap taman kota Bandung) dan bangku-bangku kubus warna-warni untuk para Jomblo duduk-duduk, siapa tahu tak sengaja bertemu jodohnya. Tak jauh dari situ, ada skate park tempat anak-anak skaters latihan bermain dengan skateboard-nya. Lalu turun lagi ke arah Barat, ada Taman Film yang kerap dipakai untuk komunitas dan keluarga berkumpul. Di Taman Film juga kerap dijadikan sebagai tempat nobar pertandingan bola.


Aku dan para sepupu

Dua bersaudara yang mengabadikan kunjungannya di Taman Film

Komunitas Nebengers yang melakukan kopdar di Taman Film

Selanjutnya, kami mengunjungi alun-alun Bandung yang akhir-akhir ini menjadi perbincangan di mana-mana. Hampir setiap hari pulang kerja melewati alun-alun tapi baru sekarang aku benar-benar kembali mengijak alun-alun, kali ini dengan rumput sintetisnya. Di sana, aku melihat banyak sekali keluarga berkumpul, ada anak-yang berlari-larian tanpa membuat orangtuanya merasa khawatir jatuh dan terluka parah, ada remaja-remaja yang tidur-tiduran di rumput tanpa takut disangka aneh, ada yang bermain di arena permainannya, dan yang jelas aku melihat ada banyak kebahagiaan. Bahagia yang sederhana hanya dengan rumput buatan, kumpul gratis di tempat yang luas.

Kaki aku juga bahagia

Alun-alun dan Masjid Agung

Aku dan alun-alun

Aku, sepupu, dan alun-alun

Muka-muka bahagia tiduran di rumput dan silau

Selanjutnya, setelah istirahat makan siang dan shalat, kami melanjutkan perjalanan ke Taman Musik. Tapi karena tidak ada musisi yang tampil, kami melanjutkan ke Taman Pustaka Bunga, Taman Lansia, dan Pet Park. Taman-taman itu belum benar-benar tuntas dan masih banyak terlihat park ranger menanam banyak tanaman di sana. Di Pet Park biasanya banyak para pecinta binatang dan komunitasnya yang mengajak peliharaannya untuk datang bermain.

Narsis dengan latar belakang para sepupu di Taman Lansia

Foto bareng di Taman Lansia sebagai doa agar sanggup tumbuh menjadi lansia bersama ;)

Aku tidak banyak menampilkan foto-foto penampakan semua taman kota Bandung. Foto semacam itu kini mudah dilihat dengan mencarinya di Google. Aku hanya bisa menunjukkan wajah-wajah sumringah orang-orang yang mulai merasakan dampak dari taman kota. Taman-taman di Bandung semoga bisa dijaga kebersihannya. 

Foto twitter yang dimention ke bapak dan ibu wali :)


1 comment:

Albee said...

kalau dipikir2 wisata bandung memang ngga ada habisnya ya, ada aja. nice post. like it :)